Baca Kepribadian dari Coretan
Kalau Anda merasa bingung terhadap diri sendiri karena emosi sering tidak stabil, atau kesulitan berkomunikasi dengan anak, ataupun ingin mengetahui lebih jauh mengenai potensi anak, tidak ada salahnya Anda belajar grafologi. Kalau tidak mau ribet belajar, bisa berkonsultasi dengan ahli grafologi.
Siapkan kertas HVS polos dan pulpen. Lalu tuliskan sepenggal cerita tentang diri Anda di atas kertas itu. Bisa mengenai hal-hal yang Anda lakukan mulai dari bangun tidur hingga pulang kantor. Tidak usah terlalu panjang, tapi minimal 10 baris. Maka itu sudah cukup bagi seorang ahli grafologi untuk mengenal siapa diri Anda.
"Grafologi, sesuai katanya, berarti ilmu tentang coretan (manusia—Red)," ujar Karmen Kantaatmadja, ahli grafologi dalam workshop 'Kenali Diri Melalui Tulisan Tangan' yang diselenggarakan Citta Center di Hotel Grand Flora, Kemang, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Karmen, mantan lawyer yang menekuni bidang grafologi sejak tahun 2006, sangat piawai dalam menganalisis tulisan tangan seseorang. Dalam waktu tidak lebih dari 10 menit, dia sudah dapat mengetahui karakter dan kepribadian seseorang.
Tidak aneh workshop yang sebagian besar diikuti ibu-ibu rumah tangga, karyawati, dan mahasiswi itu, langsung heboh. Seorang ibu, sebut saja bernama Wina yang mengaku tinggal di Bandung, mendapat kesempatan pertama untuk sharing dengan Karmen. "Ibu tampaknya masih terbawa masa lalu. Sampai sekarang masih menyimpan baju bayi ya?" tanya Karmen. Si ibu yang ditanya spontan menjawab, "Betul."
Karmen bisa membaca kepribadian Wina, bukan karena dia memiliki ilmu magic, sebab semua yang dilakukannya bisa dijelaskan secara logis, berdasarkan ilmu grafologi. "Yang dianalisis bukan isi tulisan, tapi bentuk tulisannya, mulai dari organisasi tulisan, kata-kata dalam kalimat, jarak spasi, huruf-huruf dalam kata, hingga tanda baca," katanya.
Dikatakan, dengan menggali pikiran bawah sadar, seseorang bisa mengetahui potensi dasar, keunikan yang dimilikinya. Sebab, dia menjadi tahu kelebihan dan kelemahannya. Namun Karmen mewanti-wanti bahwa seperti apa pun bentuk kepribadian dan karakter seseorang, dia harus diterima sebagai manusia seutuhnya yang memiliki keunikan masing-masing. Tidak mengherankan, peserta workshop tidak malu-malu sharing mengenai diri mereka masing-masing.
Banyak ahli
Sebenarnya ahli grafologi yang praktik di Jakarta cukup banyak. Memi, panggilan akrab Karmen, misalnya, buka praktik di Citta Center No 53, Jakarta Pusat. Kemudian ada nama-nama lain seperti Tuti Sastrowidjojo di Bintaro, Kusuma Prabandari di klinik di Artha Graha SCDB, Devy Ramajanti Permadi dari D'hypnohouse, dan Chandi Conrad di Authentic Sekolah (Jl Kiai Maja 13, Kebayoran), serta Sinta Soemantoro di kawasan Bintaro juga.
"Tempat praktik saya terbuka untuk umum. Klien saya beragam, mulai dari anak-anak untuk mengenali potensi dasar mereka, remaja yang berkonsultasi tentang hubungan mereka dengan orangtua dan penjurusan di sekolah, serta klien dewasa. Untuk penjurusan saya akan menambahkan DISC assesment. Namun, karena Citta Center adalah klinik hypnoterapi, kebanyakan klien saya adalah klien hypnoterapi yang digrafo untuk menunjang hipnoterapinya," tutur Memi.
Biasanya klien Memi datang langsung atau bisa mengirim sample (berupa tulisan minimal 10 baris) ke Citta Center untuk dianalisa. Setelah berkonsultasi mengenai tulisan tangannya, selanjutnya setiap klien akan mendapatkan laporan tertulis hasil analisa tersebut dalam waktu seminggu sampai 10 hari. "Biaya untuk semua itu adalah Rp 600.000 per sample," katanya.
Selain nama-nama di atas, ada seorang ahli grafologi yang sudah kawakan, yakni, Prof Dr Jhon Nimpuno. Guru besar psikologi Unpad ini sudah lama berpraktik di Bandung. "Saya pertama kali kenal grafologi umur 17 tahun karena digrafo oleh beliau untuk penjurusan," ujar Memi. Beberapa peserta workshop mengaku pernah menggunakan jasa sang profesor untuk keperluan yang sama. (hes)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar